Budi daya Bunga melati
Perbanyakan Tanaman Melati
Perbanyakan merupakan salah satu aspek vital dalam pengembangan
tanaman melati, karena produksi dan kualitas produk yang baik dan optimal
ditentukan oleh kualitas bibit. Tanaman melati pada umumnya dapat diperbanyak
melalui biji, setek, cangkok dan rundukan, namun secara komersial melati
diperbanyak dengan setek.
BIJI
Menurut Jones dan Reed, (1988) terdapat 11 spesies melati yang
berasal dari Australia umumnya diperbanyak dengan biji dan stek (J. aemulum, J. calcarium, J. dallachii, J. didymum,
J. kajewskii, J. lineare, J. molle, J. simplicifolium, J. suavissimum, J. sp. Musgrave
dan J. sp. Bamaga). Sedangkan di
Indonesia perbanyakan melati melalui biji hanya dilakukan oleh pemulia tanaman
dalam upaya menciptakan kultivar – kultivar baru. Beberapa spesies yang dapat
membentuk buah dan berisi biji secara alamiah adalah J. officinale, J. multiflorum, dan J. acuminatissium. J. officinale yang
buahnya hitam, berbentuk bola dengan diameter kurang lebih 1,25 cm, sedangkan J. primulinum tidak pemah membentuk biji
(Pizzeti dan Cocker, 1968).
Berdasarkan observasi awal dan buah yang pemah diperoleh ternyata
dalam satu buah berisi 2-3 biji, dan biji-biji tersebut mudah dikecambahkan.
SETEK
Teknik perbanyakan vegetatif terutama dengan setek merupakan salah
satu cara yang efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bibit melati dalam
skala besar dalam waktu yang cepat dan mudah dibanding cara cangkok. Pembuatan
setek adalah mengusahakan perakaran dari bagian cabang tanaman melati yang
mengandung mata dengan memotong dari batang induknya untuk disemai.
Beberapa faktor seperti media tanam setek, bahan setek, media dan
lingkungan tempat tumbuh dapat mempengaruhi keberhasilan penyetekan.
Media Tanam Setek
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
penyetekan pada berbagai jenis melati adalah media tanam setek. Media yang baik
mempunyai porositas cukup, aerasi baik, drainase baik, kapasitas mengikat air
tinggi dan bebas patogen. Keragaan hasil penelitian pada beberapa media tanam
setek pada melati dilaporkan bahwa media arang sekam, zeolit (ukuran sebesar
butiran pasir) dan pasir merupakan media altematif yang baik (Wuryaningsih,
1997a ; Wuryaningsih dan Andyantoro, 1997).
Bahan Tanaman
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan
penyetekan melati adalah kondisi bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan
setek. Hampir semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan setek, namun
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah : bahan setek adalah
batang/cabang yang muda dan subur, dalam kondisi pertumbuhan aktif (Leopold dan
Kriedeman, 1975), bagian tanaman dengan keseimbangan karbohidrat tinggi dan
nitrogen rendah, mempunyai persedian bahan makanan yang cukup (Hartman dan
Kester, 1983), diambil dari tanaman induk yang sehat, sudah dewasa dan pernah
berbunga. Penggunaan tanaman induk yang masih kecil dan belum pemah berbunga
atau pada masa pertumbuhan vegetatif akan memperlambat waktu berbunga tanaman
baru yang dihasilkan. Sedangkan bibit yang berasal dari tanaman induk dewasa
dan pernah berbunga akan lebih cepat berbunga.
Hampir semua bagian tanaman dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan. Mudah tidaknya membentuk akar dan tunas tergantung pada aktivitas
auksin yang berasal dari tunas dan daun. Dengan zat pengatur tumbuh akar akan
menginduksi dan menyebabkan produksi akar bertambah.
Soedjono (1995) melaporkan bahwa konsentrasi 200 ppm IBA mampu
meningkatkan tumbuhnya setek dan memacu pertumbuhan tunas dan akarnya.
Sedangkan Wuryaningsih (1997) melaporkan tentang beberapa bahan setek melati
yang dicoba menunjukan bahwa setek berbatang hijau dua buku dengan dua daun
utuh memberikan nilai terbaik, selanjutnya diikuti oleh setek berbatang hijau
satu buku dengan dua daun utuh dan setek batang berbatang coklat dengan 3 buku.
Menurut Nagaraja et al. (1991)
penggunaan IBA 4000 ppm paling efektif untuk penyetekan J. grandiflorum dengan bahan tanaman hardwood (berkayu keras), semi hardwood
(berkayu semi keras) dan softwood (berkayu
lunak).
Kemampuan terbentuknya akar pada setek melati sangat tergantung
pada spesiesnya. Di India setek J. auriculatum Vahl
merupakan klon yang sulit berakar sedangkan varietas Gundumali dari J. sambac, Ait. termasuk klon yang mudah
berakar (Veeragavathathan et al. 1985).
Sedangkan Soedjono (1995) menemukakan bahwa setek J.
sambac tumbuh lebih cepat dibandingkan setek J. multiflorum.
Pertumbuhan akar dari beberapa varietas melati menunjukan bahwa J. sambac Maid of Orleans menampilkan jumlah
akar terbanyak, sebaliknya J. sambac Grand
Duke of Tuscany paling sedikit. J. sambac menur
berakar terpanjang sedangkan J. multiflorum berakar
terpendek (Badriah dan Soedjono, 1993). Sedangkan Wuryaningsih (1997)
mengemukakan bahwa J. sambac Maid of
Orleans mempunyai persentase setek berakar tertinggi yaitu 93 % selanjutnya
diikuti oleh J. multiflorum, J. sambac Grand
Duke of Tuscany dan J. officinale.
Lingkungan Tumbuh
Faktor lingkungan yang perlu mendapat perhatian untuk keberhasilan
penyetekan tanaman melati adalah suhu, intensitas penyinaran matahari dan
kelembaban udara relatif.
Suhu yang mendukung aktivitas sel yang tinggi diperlukan karena
suhu udara yang optimal perlu dipertahankan untuk mendapatkan keberhasilan
penyetekan (Leopold dan Kriedemann, 1975). Suhu udara yang berpengaruh dalam
penyetekan berkisar 18-32°C, sel-sel mata tunas akan mengering, karena
transpirasi terlalu kuat (Samson, 1988). Temperatur optimum untuk penyetekan
berkisar 25-30°C.
Intensitas cahaya matahari yang tinggi dapat mengurangi tingkat
keberhasilan penyetekan. Untuk mendapatkan keberhasilan penyetekan yang tinggi,
cahaya matahari langsung sebaiknya dihindarkan, sebab dapat mengakibatkan
transpirasi terlalu tinggi, setek menjadi kekurangan air dan mata tunas menjadi
lemah atau mati. Oleh karena itu manipulasi tempat pembibitan dengan naungan
paranet dapat mengatasi masalah intensitas cahaya matahari.
Kelembaban yang tinggi (80%-90%) diperlukan pada penyetekan untuk
pertumbuhan mata tunas dan pembentukan akar. Kelembaban udara tempat pembibitan
setek dipertahankan berkisar antara 80-90%.
Berdasarkan berbagai hal tentang lingkungan tumbuh ini, maka
selama penanaman atau proses pembentukan akar, setek sebaiknya disimpan pada
tempat yang ternaungi dari sinar matahari langsung. Kelembaban udara perlu
dipertahankan tetap tinggi, dengan penyiraman atau penutupan dengan plastik.
Dalam hal ini, teknik penyiraman dengan pengkabutan dapat meningkatkan
persentase keberhasilan penyetekan.
CANGKOK
Perbanyakan tanaman dengan cangkok terutama dilakukan pada
jenis-jenis melati yang sukar disetek atau memerlukan waktu lama untuk
pertumbuhan perakarannya. Yang dimaksud dengan pencangkokan adalah mengusahakan
pertumbuhan dari suatu cabang tanaman dengan cara mengerat dan membuang
kambiumnya dan memberi media tumbuh cabang tersebut dari pohon induknya hingga
terbentuk berakar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah :
1. Agar
perakaran berkembang dengan baik, batang yang dipilih harus sudah cukup besar,
dalam keadaan sehat dan berdaun.
2. Kulit
batang dikerat melingkar dengan pisau yang tajam sepanjang 1-2 cm, kemudian
kulit batang dikupas dan dibersihkan hingga lapisan kambiumnya hilang sama
sekali.
3.
Selanjutnya bagian keratan tersebut ditutup dengan media tanah atau serbuk
sabut kefapa, kemudian dibalut dengan plastik atau sabut kelapa.
4.
Setelah berakar 2-3 bulan setelah dicangkok, cangkokan dapat dipotong di bawah
keratan untuk ditanam.
5. Waktu
yang baik untuk mencangkok adalah musim penghujan. Cangkokan yang dilakukan
pada musim kemarau harus selalu disiram untuk mencegah kekeringan.
RUNDUKAN
Rundukan (layering) merupakan
cara lain perbanyakan melati selain penyetekan dan pencangkokan. Caranya ialah
merundukan/membengkokkan batang melati secara mendatar ke tanah kemudian
ditimbuni tanah tipis. Setelah mata pada tiap-tiap ruas tumbuh dan berakar,
barulah batang itu di potong-potong sesuai dengan ruas yang berakar untuk
ditanam. Cara rundukan tersebut banyak dilakukan petani melati karena di
samping mudah dikerjakan juga tidak banyak memerlukan tenaga dan tingkat
keberhasilannya tinggi.